Di era globalisasi yang serba cepat ini, kemampuan berwirausaha menjadi suatu keharusan. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk membangun budaya kewirausahaan di lingkungan belajar. Salah satu contohnya adalah SMK Lumut yang sedang menjadi tren baru dalam menerapkan konsep tersebut.
Menurut Bapak Yanto, Kepala Sekolah SMK Lumut, “Membangun budaya kewirausahaan di sekolah merupakan langkah yang strategis untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks.” Hal ini sejalan dengan pendapat Pak Anwar, seorang pakar pendidikan, yang menyebutkan bahwa “Kewirausahaan dapat menjadi katalisator untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam berpikir kreatif, berinovasi, dan berkolaborasi.”
Di SMK Lumut, budaya kewirausahaan tidak hanya dipelajari dalam teori, tetapi juga diterapkan dalam praktek. Siswa diajak untuk berpikir out of the box dan menciptakan produk atau jasa yang bisa dipasarkan. Dengan demikian, mereka tidak hanya menjadi konsumen yang pasif, tetapi juga menjadi produsen yang mandiri.
Budaya kewirausahaan di SMK Lumut juga didukung oleh berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang menunjang pengembangan jiwa kewirausahaan siswa. Mulai dari workshop kewirausahaan, lomba bisnis plan, hingga magang di perusahaan lokal, semuanya dirancang untuk memperkuat keterampilan berwirausaha siswa.
Menurut Ibu Rina, seorang guru di SMK Lumut, “Budaya kewirausahaan di sekolah bukan hanya tentang mencetak pengusaha sukses, tetapi juga tentang membentuk karakter siswa yang tangguh dan mandiri.” Hal ini sejalan dengan pendapat Pak Dino, seorang pengusaha sukses, yang menyatakan bahwa “Membangun budaya kewirausahaan sejak dini merupakan investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang mampu bersaing di era globalisasi.”
Dengan adanya tren baru membangun budaya kewirausahaan di SMK Lumut, diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk mengimplementasikan konsep yang sama. Sehingga, generasi muda Indonesia dapat siap bersaing dan menghadapi tantangan di masa depan.